Suara seorang pemuisi...hanapi jamaludin...

Pujangga bertinta dengan pena…


TANGISAN KUALA LUMPUR

Malam ini masih seperti semalam

Semalam dan sedekad yang silam

Kuala Lumpur ibuku

Menangis lagi

Masih belum hilang luka

Sendu hadir membawa bisa

Di titiwangsa yang damai

Tasik yang permai...

Airnya hanyir dengan bauran dosa

Di dasarnya tertanam pedih menerajang

Sehingga lemas zahirnya dalam

kotak realiti berkecamuk

kusut fikiran

walau jasadnya tenang dipermukaan

namun nalurinya merintih

rawan dalam pelukan bonda

KLCC yang megah menjulang

Malam ini kulihat dadamu berdarah

Pedih ditikam mercu sendiri

Engkau tunduk dalam neon yang malap

Mungkin malu menghadap penghadapan

Mungkin tersipu melihat

kealpaan...

Lorong-lorong Chow Kit yang bisu

perawanmu telah ternoda

kekasih malam yang tak setia

antara penjual angkuh dan pembeli bongkak

tegar beradu dalam lumpur kemaksiatan

berandamu menakung tangisan

tangisan mengendong penyesalan

Tuamu dipersia dalam perjalanan…

Bukit Bintang yang menggila

Binaan maujud dari batu neraka

Simbahan neon menerka mata

Lalu jeritan bargema…

Malam ini kau menjadi saksi

Tubuhmu tenggelam dalam perigi dosa…

Dataran Merdeka nan bergelora

Ada sembilu maha dalam

tertanam didadamu

ada berita dari angin pusara

menyampaikan pesan derita

singgah berlabuh di berandamu..

Duhai malam..

telah lama kau menjadi saksi

kepiluan ini

air mata bukan lagi harga kedewasaan

tangisan tidak bisa membayar kesedihan

bebaskan kota ini dari rantai yang membelenggu

kibarkan panji-panji dari hujung

air mata yang hilang…

Darwis...


Dari tinta air mata,

seorang pengunsi

0 comments:

Powered By Blogger

Followers

Beyond Perspectives © 2008. Blog design by Randomness