TANGISAN KUALA LUMPUR
Malam ini masih seperti semalam
Semalam dan sedekad yang silam
Kuala Lumpur ibuku
Menangis lagi
Masih belum hilang luka
Sendu hadir membawa bisa
Di titiwangsa yang damai
Tasik yang permai...
Airnya hanyir dengan bauran dosa
Di dasarnya tertanam pedih menerajang
Sehingga lemas zahirnya dalam
kotak realiti berkecamuk
kusut fikiran
walau jasadnya tenang dipermukaan
namun nalurinya merintih
rawan dalam pelukan bonda
KLCC yang megah menjulang
Malam ini kulihat dadamu berdarah
Pedih ditikam mercu sendiri
Engkau tunduk dalam neon yang malap
Mungkin malu menghadap penghadapan
Mungkin tersipu melihat
kealpaan...
Lorong-lorong Chow Kit yang bisu
perawanmu telah ternoda
kekasih malam yang tak setia
antara penjual angkuh dan pembeli bongkak
tegar beradu dalam lumpur kemaksiatan
berandamu menakung tangisan
tangisan mengendong penyesalan
Tuamu dipersia dalam perjalanan…
Bukit Bintang yang menggila
Binaan maujud dari batu neraka
Simbahan neon menerka mata
Lalu jeritan bargema…
Malam ini kau menjadi saksi
Tubuhmu tenggelam dalam perigi dosa…
Dataran Merdeka nan bergelora
Ada sembilu maha dalam
tertanam didadamu
ada berita dari angin pusara
menyampaikan pesan derita
singgah berlabuh di berandamu..
Duhai malam..
telah lama kau menjadi saksi
kepiluan ini
air mata bukan lagi harga kedewasaan
tangisan tidak bisa membayar kesedihan
bebaskan kota ini dari rantai yang membelenggu
kibarkan panji-panji dari hujung
air mata yang hilang…
Dari tinta air mata,
seorang pengunsi…
0 comments:
Post a Comment